Peneliti Temukan Cara Efektif Atasi Jamur Perusak Sepertiga Panen di Dunia
SariAgri - Jamur atau fungi merupakan salah satu patogen yang banyak menyerang tanaman pertanian. Setiap tahun penyakit akibat jamur telah merusak sepertiga dari total panen di dunia dan menimbulkan ancaman mengerikan bagi ketahanan pangan global.
Umumnya petani di dunia menggunakan fungisida untuk menghentikan penyebaran penyakit jamur. Namun hal itu hanya efektif dalam jangka pendek karena jamur akan menjadi resisten terhadap bahan kimia sintetis.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin Jason White, ahli toksikologi lingkungan di Balai Percobaan Pertanian Connecticut di New Haven berhasil memperkuat daya tahan tanaman dari serangan jamur patogen menggunakan nano nutrisi.
Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah menemukan racikan nano nutrisi untuk meningkatkan ketahanan jamur patogen pada kedelai, tomat, semangka dan terong.
Strategi White adalah memberikan nutrisi tanaman pemicu produksi enzim untuk mencegah serangan patogen. Pendekatan nano nutrisi terinspirasi penemuan sebelumnya di mana nano partikel yang diangkut akar jagung dapat kembali ke bawah dari daun.
Teknologi Pertanian Pintar Dikembangkan untuk Tekan Biaya Produksi
Teh Tambi dan Pagilaran, Varietas Unggul dari Balittri
Menurut White, penemuan itu menunjukkan nano partikel dapat diaplikasikan langsung ke daun sejak awal bahkan ketika tujuannya adalah akar.
“Hanya sekitar 20 persen nutrisi yang selama ini disemprotkan petani ke tanaman mencapai area target. Tapi dengan menggunakan nutrisi skala nano, kita dapat mengirimkan nutrisi lebih efektif ke tempat yang kita inginkan dan dibutuhkan tanaman,” kata White seperti dikutip Science News.
White dan rekannya melakukan tes pada terong dan tomat. Tim menyemprotkan nano partikel logam ke daun dan pucuk tanaman muda kemudian menginfeksinya dengan jamur patogen. Tanaman yang diberi nano partikel memiliki kadar logam nutrisi lebih tinggi di akar.
“Sifat anti jamur nano partikel berasal dari penyediaan nutrisi tanaman sehingga memungkinkan tanaman membangun pertahanan yang tepat sesuai permintaan. Mekanisme ini setara dengan manusia yang mengonsumsi suplemen nutrisi,” ungkap White.
Menurut White, nano nutrien ribuan kali lebih kecil dari diameter rambut manusia dan ribuan kali lebih besar dari garam nutrisi yang mudah larut.
“Nano nutrein cukup besar sehingga tidak larut sekaligus. Mereka dapat melepaskan nutrisi secara bertahap selama berminggu-minggu. Sebaliknya nutrisi yang mudah larut memberikan lonjakan nutrisi hanya sementara mirip dengan aliran gula,” jelasnya.
Media Pertanian Dia menambahkan, nano nutrien memang masih belum secara umum digunakan.
“Kami hanya menggunakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman yang tidak bisa didapatkan,” pungkasnya.
Video terkait: