Menilik Peran Rachmat Gobel di Sektor Pertanian
SariAgri - Rachmat Gobel dikenal karena sempat ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Perdagangan tahun 2014 hingga 2015. media penyuluhan pertanian Namun, pada 1 Oktober 2019 dirinya dilantik menjadi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Sosok kelahiran Jakarta 3 September 1962 dari pasangan Thayeb Mohammad Gobel dan Annie Nento Gobel itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, rupanya Gobel memiliki kepedulian tinggi terhadap industri pertanian dan petani.
Gobel fokus dalam tiga hal, yakni pertanian, peternakan dan perikanan, dimana yang paling utama adalah pertanian. Hal ini tentu mengejutkan karena selama ini ia dikenal sebagai industriawan.
Sebagai pendatang baru di dunia politik, Gobel melakukan langkah politik yang tidak biasa yakni politik pembangunan. Dirinya tidak melakukan politik dengan kekuatan kata-kata, tidak melakukan manuver politik dan tidak melakukan politik sembako dan semacamnya.
Tentu ini melawan arus politik yang instan. Namun, bagi Gobel, hal tersebut merupakan sesuatu yang lazim sebagai orang yang terbiasa di dunia industri yang konkret.
Kondisi Pertanian Indonesia
Sektor pertanian Indonesia memang memiliki masalah yang cukup pelik. Misalnya, saat musim tanam petani sulit mendapatkan pupuk dan bibit, serta harga pupuk yang melambung. Sedangkan saat musim panen harga gabah jatuh di pasaran.
Belum lagi bicara pengolahan pasca panen yang masih banyak menggunakan alat tradisional, sehingga menghasilkan gabah kualitas medium dan potensi kehilangan gabah hingga 30 persen. Selain itu, Indonesia juga selalu dihantu impor beras yang menyebabkan petani rugi karena harga gabah terus anjlok.
Peran Rachmad Gobel di Pertanian
Menghadapi peliknya situasi tersebut, saat menjai Menteri Perdagangan, Gobel tegas menolak impor beras. Kebijakan tersebut membuat harga gabah dan beras bisa terjaga dengan baik dan rantai pasokan juga terjaga dengan baik. Baik dari sisi petani yang untung maupun konsumen yang telindungi.
Namun ia menghadapi mafia beras yang selama ini mengendalikan politik beras nasional. Inilah salah satu yang membuat ia terpental dari jabatan Menteri. Salah satu bentuk permainan mafia beras adalah membuat rumor beras plastik sehingga publik gelisah.
Sekarang saat menjadi Wakil Ketua DPR RI, bulan Maret 2021 Gobel menginisiasi pertanian gerakan pertanian tanpa pupuk subsidi di Gorontalo. Dalam acara itu Gobel menyaksikan penandatanganan kerja sama antara Koperasi Jaya Usaha Bersama dengan para pihak yang akan mendukung program tersebut, yaitu PT Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik, Asuransi Jasindo, Pupuk Kaltim, Japfa Comfeed, Bank BNI, dan Bank Mandiri.
Hadir juga Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Gunawan. Hasilnya jauh lebih produktif daripada pertanian dengan pupuk subsidi. Oleh karena itu, ia akan memperluas areal tanamnya hingga 50 ribu hektar. Gobel sendiri berperan sebagai fasilitator, sedangkan pelaku adalah para petani yang tergabung ke dalam wadah koperasi.
Tak hanya di Gorontalo, proyek pertanian pupuk nonsubsidi pun dilaksanakan di Sumba Barat Daya. Hasilnya pun menunjukan positif, dimana produktivitas padi sawah mencapai 9 hingga 10 ton per hektar.